Sabtu, 12 Januari 2013

Makalah Teknik Membaca SQ3R







BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar belakang
Sekarang ini banyak orang memerlukan informasi sebanyak mungkin dalam waktu yang singkat, sehingga segala perubahan yang sangat cepat dapat diketahui segera. Sebagai contoh dapat dilihat dari krisis ekonomi yang sedang dialami sekarang ini, dari permasalahan ini harga selalu berubah dengan cepat. Informasi semacam itu dapat segera diketahui baik dari media elektronik, seperti televisi, radio, internet, atau media cetak seperti majalah, koran dan sebagainya. Secara tidak langsung informasi tersebut dirasakan merupak kebutuhan utama. Salah satu penyampaian yang bertahan lama dan berjangkauan luas adalah melalui bacaan. Oleh karena itu, kita dituntut untuk mempunyai kemampuan membaca dan kemampuan-kemampuan penunjang lainnya, misalnya kemampuan berbahasa.
Bebagai ungkapan yang dikemukakan oleh para ahli tentang pentingnya membaca antara lain, seperti yang dikemukakan oleh Tampubolong (1987 : 34) yang dengan tegas mengatakan bahwa dunia kita adalah dunia baca.
Untuk mengetahui dari sebagian ilmu pengetahuan dan informasi lainnya, maka diperlukan membaca. Karena membaca kita dapat mengenal dunia baru disekitar kita, bangsa lain, dan sebagainya.
Membaca salah satu keterampilan dalam berbahasa yang perlu diperhatikan. Terampil membaca menjadikan siswa memahami dengan baik semua materi pelajaran yang diajarkan. Hal ini menandakan bahwa pelajaran membaca pada bidang studi bahasa Indonesia harus mendapat perhatian yang lebih besar.
Membaca sebagai salah satu aspek dari empat keterampilan berbahasa, memegang peranan penting dalam pengajaran bahasa indonesia. Dikatakan penting karena, selain pelajaran menyimak, berbicara, dan menulis. Keterampilan membaca adalah salah satu alat yang sangat ampuh untuk memperoleh berbagai macam informasi tertentu, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, membaca adalah kebutuhan dasar bagi masyarakat maju. Demikian pula dalam dunia pendidikan, peranan membaca sangat berpengaruh terhadap prestasi siswa. Hal ini dapat dibuktikan bahwa semakin tinggi pemahaman siswa, semakin tinggi pula pengetahuan yang dimilikinya. Dengan demikian minat baca dan kemampuan membaca siswa perlu ditumbuhkan sedini mungkin, agar siswa dapat memahami peranan dan fungsi membaca. Baik alat komunikasi maupun sebagai alat belajar untuk mengembangkan pengetahuan dan memperluas cakrawala keterampilannya. Dapat dikatakan bahwa anak didik yang mempunyai tingkat kemampuan membaca yang lebih tinggi akan lebih mudah memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang tertuang dalam media cetak atau media tulis. Berdasarkan hal tersebut, pemerintah telah melakukan upaya untuk membudayakan kebiasaan membaca di kalangan siswa maupun kalangan masyarakat luar, misalnya dengan mendirikan perpustakaan sekolah maupun perpustakaan umum, mengadakan pameran buku, dan seminar yang bertujuan untuk menggairahkan minat baca siswa dan masyarakat pada umumnya.
Berdasarkan uraian di atas, maka jelaslah pengajaran membaca di sekolah memegang peranan penting dalam meningkatkan prestasi siswa. Oleh karena itu, perlunya pembinaan dan pengembangan, serta perhatian khusus pada Guru Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa.
Salah satu teknik membaca yang ingin  diterapkan dalam pengajaran membaca adalah dengan teknik SQ3R, karena teknik ini dianggap efektif jika digunakan dalam pengajaran membaca. Penerapan teknik membaca SQ3R pembaca lebih cepat menguasai keseluruhan isi bahan bacaan tersebut dalam waktu yang relatif singkat.

1.2    Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Teknik membaca SQ3R ?
2.      Bagaimanakah penerapan Teknik Membaca SQ3R ?

1.3    Tujuan
1.      Menjelaskan Teknik Membaca SQ3R.
2.      Penerapan Teknik Membaca SQ3R.

BAB II
PEMBAHASAN

1.1    Pengertian Membaca

Membaca sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa merupakan suatu masalah yang mendapat banyak perhatian dalam kehidupan manusia. Perhatian ini berakar kepada kresadaran akan pentingnya arti, nilai, dan fungsi membaca dalam kehidupan bermasyarakat. Hal inilah yang menyebabkan beraneka ragamnya pengertian membaca.
Membaca adalah pengucapan kata-kata dan perolehan kata dari bahan cetakan. Kegiatan ini melibatkan analisis dan pengorganisasian berbagai keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya pelajaran, pemikiran, pertimbangan, perpaduan, dan pemecahan masalah yang berarti menimbulkan penjelasan informasi bagi pembaca.
Tarigan (1985 : 32) memberiakan pengertian membaca sebagai berikut, “ Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata;kata atau bahan tulis  dan memetik serta memahami arti yang terkandung didalam bahan yang tertulis.”
Selanjutnya Soedarsono (1993: 4) mengemukakan bahwa membaca adalah “aktivitas yang kompleks dengan mengarahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi: orang harus menggunakan pengertian, khayalan, dan mengamati dan mengingat-ingat.”
Berdasarkana uraian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses berpikir yang termasuk di dalamnya memahami, menceritakan menafsirkan arti dari lambang-lambang tertulis dengan melibatkan penglihatan, gerak mata, pembicaraan batin, dan ingatan.

2.2    Strategi Pembelajaran Membaca
Pembelajaran membaca di sekolah menekankan pada tujuan pemahaman, penyerapan pemerolehan kesan dan pesan atau gagasan yang tersurat. Untuk tujuan tersebut seorang siswa harus dapat mengenali kata demi kata, pemahaman kelompok kata atau frasa, kalusa, kalimat atau teks secara keseluruhan. Kegiatan membaca dilaksanakan di sekolah melibatkan pemikiran, penataran, emosi dan disesuaikan dengan tema dan jenis bacaan yang dihadapinya.
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani “strategia” berarti ilmu siasat (perang), akal . Kamus Besar bahasa Indonesia (2004) mengartikan strategi sebagai (1) ilmu siasat perang, (2) siasat perang, (3) bahasa percakapan akal (tipu muslihat) untuk mencapai sesuatu maksud. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan suatu landasan pendekatan. Strategi mengajar adalah siasat yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Strategi menghasilkan pendekatan. Pendekatan melahirkan metode yang membuat teknik. Ketiga bagian ini adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.
Strategi pembelajaran adalah tindakan guru melaksanakan rencana mengajar. Usaha guru dalam menggunakan variabel pembelajaran (tujuan, bahan, metode, alat, dan evaluasi) agar dapat mempengaruhi siswa untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Suatu pembelajaran dikatakan efektif dan efisien, apabila unsur pendukung belajar dapat diintegrasikan ke dalam suatu wadah yang dapat menjalin aspek-aspek secara bersama-sama dalam rangkaian yang berurutan. Pelaksanaan pembelajaran menekankan perubahan tingkah laju melalui hubungan timbal balik antara guru dengan siswa.
Adapun strategi yang dibuat oleh guru sebelum proses belajar-mengajar haruslah meliputi pendekatan metode, dan teknik. Pendekatan adalah kebijaksanaan dalam melaksanakan pembelajaran yang memberikan arah dan corak. Pendekatan dalam pembelajaran bahasa berkaitan dengan teori-teori tentang hakikat bahasa dan pembelajaran bahasa sebagai landasan pembelajaran bahasa. Pendekatan bersifat aksiomatik, metode bersifat prosedural, artinya penerapan suatu metode dalam pembelajaran materi bahasa Indonesia.
Pendekatan yang dipoergunakan dalam proses belajar-mengajar membaca di sekolah adalah pendekatan komunikatif dan integratif. Tercapainya tujuan pembelajaran tergantung efektif tidaknya metode yang dipergunakan guru dalam proses pembelajaran membaca tersebut. Teknik pembelajaran dapat dilihat ketika proses pembelajaran di dalam kelas berlangsung. Terjadinya komunikasi antara guru dan siswa adalah interaksi yang normal Teknik permbelajaran keterampilan berbahasa dapat berhasil apabila memenuhi syarat seperti menarik, terarah, dan memancing ide siswa, serta mudah dipahami.

2.3    Penerapan Teknik Membaca SQ3R
Sistem membaca SQ3R dikemukakan oleh Prancis P. Robinson tahun 1941, merupakan sistem membaca yang semakin populer digunakan orang. SQ3R merupakan proses membaca yang terdiri dari lima langkah: (1) Survey, (2) Question, (3) Read, (4) Recite atau Recall, dan (5) Review. Dalam sistem SQ3R ini sebelum membaca terlebih dahulu kata survey bacaan untuk mendapatkan gagasan umum yang akan kita baca. Lalu mengajukan dengan berbagai pertanyaan pada diri sendiri yang jawabannya kita harapkan terdapat dalam bacaan tersebut kita akan lebih mudah memahami bacaan dan selajutnya dengan mencoba mengutarakan dengan kata-kata sendiri pokok-pokok pentingnya, kita akan mengusai, mengingat lebih lama.
Menurut para ahli, dalam memperlancar proses membaca, seorang pembaca harus memiliki modal, yaitu pengetahuan dan pengalaman, kemampuan berbahasa, pengetahuan tentang teknik membaca (Nurhadi, 1987:123).
Tampubolon (1987:165) menyampaikan bahwa sebelum membaca jenis buku perlu diketahui jenis buku, karena akan membantu kita dalam membuat dugaan tentang isi buku dan dalam menentukan sikap dan cara membacanya, struktur buku juga perlu diketahui, karena pengetahuan ini juga dapat membantu dalam pemahaman pikiran-pikiran yang dikemukakan oleh pengarang dan bermanfaat dalam menemukan informasi-informasi tertentu tentang buku itu.
Dari dua pendapat tersebut sangat jelas cenderung kepada teknik membaca sebagai alat, alat yang dapat digunakan dalam mencerna bahan tulisan. Realisasinya berupa seperangkat keterangan keterampilan untuk mengolah setiap aspek bacaan menjadi sesuatu bacaan yang bermakna bagi pembaca.
Secara garis besar Nurhadi (1987:128) menyampaikan bahwa tentang teknik membaca itu meliputi: (1) pengetahuan tentang aspek-aspek keterampilan membaca, (2) pengetahuan tentang teknik membaca cepat, dan (3) pengetahuan tentang membaca telaah ilmiah. Pengetahuan tentang membaca ilmiah meliputi pengetahuan tentang teknik-teknik membaca telaah terhadap buku-buku ilmiah, salah satunya adalah teknik SQ3R.
Teknik pengajaran membaca yang digunakan kelas tinggi ialah metode telaah tugas atau SQ3R sesuai dengan namanya, teknik ini merupakan singkatan dari setiap tahap masing-masing langkah yang harus dilalui oleh seorang pembaca buku-buku ilmiah secara intensif. Tahapan-tahapan itu meliputi Survey, Question, Read, Recite, and Review.


1.   Survey


Sebelum terjun membaca, sediakan waktu beberapa menit untuk mengenal keseluruhan anatomi buku,
caranya dengan membuka-buka buku secara cepat dan keseluruhan yang langsung tampak mata. Yang
dimaksud anatomi buku meliputi (1) bagian Preliminaris, Daftar Isi, daftar Tabel, dan pendahuluan, (2)
bagian isi buku (bagaimana buku tersebut ditata) apakah terbagi dalam bab-bab yang disertai bagian
bab yang lebih kecil? Apakah setiap bab disertai dengan kesimpulan-kesimpulan? Apakah setiap bab
disertai dengan pertanyaan-pertanyaan? (3) bagian akhir buku (Apakah pada bagian akhir buku ada
bab khusus yang berisi kesimpulan? Apakah disertai dengan daftar pustaka?. Kesemuanya harus diteliti
dengan sekilas, minimal untuk mengenal seberapa tinggi tingkat kepercayaan buku tersebut.


2.  Question


Susunlah sejumlah pertanyaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul dan sub judul buku.
Tujuannya untuk mengarahkan pikiran pada bidang yang akan dimasuki agar pembaca bersikap aktif
dalam membaca dan tidak hanya mengikuti saja pada apa yang dikatakan pengarang. Kalau perlu
bersikap ragu atau mengingkari apa yang dikatakan pengarang sambil nanti melihat buktinya.


3.  Read


Setelah melewati tahp survey dan timbul beberapa pertanyaan yang Anda harapkan akan mendapat
jawaban di bacaan yang Anda hadapi. Langkah berikutnyaadalah read (membaca). Jadi, membaca itu
bukan langkah pertama atau satu-satunya langkah untuk mengetahui bacaan. Cara membaca pun bukan
membaca seperti novel, hanya mengukut apa yang sedang berlangsung melainkan secara kritis.
Pada tahap ini konsentrasi pada penguasaan ide pokok serta detail yang penting yang mendukung ide
pokok. Perlambat cara membaca Anda di bagian-bagian yang penting atau yang Anda anggap sulit
percepat kembali pada bagian-bagian yang tak penting atautelah anda ketahui.


Pada tahap membaca ini ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu :


1. Jangan membuat catatan-catatan. Ini akan memperlambat Anda dalam membaca.


2. Jangan membuatr tanda-tanda seperti garis bawah pada kata maupun frase tertentu bisa jadi setelah Anda selesai membaca membaca acak kali ternyata Anda salah memilihnya. Kalau memang ada yang menarik atau Anda anggap penting cukup beri tanda silang dipinggir halaman dulu. Untuk kemudian dapat dicek kembali.
Pada tahap ini konsentrasikan diri untuk mendapatkan ide pokoknya serta mengetahui detail yang penting, serta perhatikan kata-kata kunci, gagasan utama, dan kesimpulan-kesimpulan yang dibuat pengarang. Jika perlu garis bawahilah hal-hal yang penting.


3.  Recite

Setalah selesai membaca suatu bagian, berhentilah sejenak. Dan cobalah menjawab perrtanyaan
peertanyaan bagian itu atau menyebutkan hal-hal penting dari bab itu. Anda dapat membuat catatan
seperlunya. Jika masih mengalami kesulitan, ulangi membaca bab itu sekali lagi. Sebelum menginjak
langkah selanjutnya, pastikan empat langkah itu. Anda jalani dengan benar, sekalipun bahan itu mudah
dimengerti, tahap mengutarakan kembali hal-hal penting itu jangan dilewatkan agar tidak mudah  kita
lupakan. Berapa lama untuk tahap ini? Anda perlu menyediakan waktu setelah dari membaca. Hal ini
bukan merupakan pemborosan waktu, melainkan memang diperlukan untuk tahap ini, justru pembaca
yang hanya membaca sekedar membaca itu memboroskan waktu. Sekalipun mereka mengerti apa yang
dibaca, tetapi akan segera melupakannya.

4.   Review


Melihat kembali keseluruhan isi buku. Maksudnya bukan membaca serta meneliti untuk kedua kalinya,
melainkan bacalah kembali hal-hal yang kita beri tanda. Terutama hal-hal yang garis bawahi, bertujuan
melihat barang kali ada hal-hal yang terlewatkan. Dapatkah kiranya kita membuat skema isi buku dan
tema keseluruhannya? Juga bagaimana penilaian kita terhadap buku yang baru saja kita baca? (Nurhadi,
1987:131).

Dari penjelasan di atas, bahwa model pembelajaran membaca pemahaman dengan model SQ3R lebih
mengarah pada kegiatan siswa, guru hanya memberi tugas kepada siswanya untuk menelaah suatu buku
dan memberikan kepada siswa tentang cara memahami isi buku tersebut yang kemudian memberikan
pertanyaan-pertanyaan >sebagai evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami
wacana yang telah dilakukan tersebut.


BAB III
KESIMPULAN

3.1    Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan pada makalah di atas dapat disimpulan sebagai berikut :

1.         Membaca adalah proses berpikir yang termasuk di dalamnya memahami, menceritakan menafsirkan arti dari lambang-lambang tertulis dengan melibatkan penglihatan, gerak mata, pembicaraan batin, dan ingatan.

2.         Pengajaran membaca di sekolah atau pun di masyarakat luar memegang peranan penting dalam meningkatkan prestasi para pembaca tersebut. Oleh karena itu, perlunya pembinaan dan pengembangan, serta perhatian khusus pada Guru Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa ataupun masyarakat luar.

3.         Penerapan Teknik Membaca SQ3R ini merupakan proses membaca yang terdiri dari lima langkah: (1) Survey, (2) Question, (3) Read, (4) Recite atau Recall, dan (5) Review. Sebelum membaca terlebih dahulu disurvey bacaan untuk mendapatkan gagasan umum yang akan kita baca. Lalu mengajukan dengan berbagai pertanyaan pada diri sendiri yang jawabannya kita harapkan terdapat dalam bacaan tersebut, kita akan lebih mudah  memahami bacaan dan selajutnya dengan mencoba mengutarakan dengan  kata-kata sendiri pokok-pokok pentingnya, kita akan mengusai, mengingat lebih lama.


0 komentar:

Posting Komentar